Friday, 8 May 2015

penyembuhan Narkoba penanganan dan rehabilitasi

SHARE ttg NARKOBA
hasil diskusi dengan Bpk Ustadz Adriano Rusfi,
mantan anggota BNN dgn teman saya Resti Vurwarin.
Copas dari Tetangga....
# SATU
Dari 2005-2010 saya menjadi konsultan di BNN Propinsi DKI, untuk upaya prevensi. Dalam diskusi, kami 100% bersepakat bahwa :

Pertama, kita telah kalah total melawan pengedar

Kedua, jaringan bandar narkoba bahkan diyakini telah masuk ke BNN sendiri. Jangan heran kalau di BNN pun kami harus diskusi sambil bisik-bisik

Ketiga, nilai transaksi narkoba di Indonesia diyakini telah mencapai lebih dari Rp1.000 Trilyun, sehingga sulit untuk diberantas karena nilainya terlalu menggiurkan untuk jera.

Keempat, upaya represif (tangkap) terhadap produsen dan pengedar narkoba di Amerika Serikat hanya punya dampak maksimal 2% terhadap upaya menekan peredaran narkoba. Di Indonesia jauh di bawah itu.

Kelima, upaya terapi dan rehabilitasi terhadap pecandu narkoba hanya berdampak 6% terhadap kepulihan (bukan kesembuhan) pecandu narkoba. Artinya, dari 100 pecandu yang telah diterapi, 94 orang akan kambuh kembali. Catatan : BEBERAPA LEMBAGA TERAPI DAN REHABILITASI NARKOBA PEMILIKNYA ADALAH BANDAR-BANDAR NARKOBA INTERNASIONAL.

Keenam, maka yang saat ini sangat dibutuhkan adalah UPAYA PREVENSI. Upaya inilah yang dipandang jauh lebih baik untuk menekan peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

Ketujuh, hukuman mati adalah hukuman yang paling tepat untuk menimbulkan efek jera bagi produsen dan pengedar narkoba. Mereka adalah para penikmat dan pemuja hidup, sehingga yang paling mereka takutkan adalah KEMATIAN

# DUA
Untuk yang keenam, sayangnya pemerintah tidak konsisten. Saat rapat anggaran BNNP DKI, dijanjikan anggaran untuk prevensi akan diprioritaskan. Dan ternyata itu omong kosong. Jadi, prevensinya sebaiknya kita lakukan secara swadaya saja.

Dan untuk ikhtiar prevensi ini, tahun 2008 saya sudah mendesain instrumen psikodiagnostik bernama TIKREN (Tes Indikator Kepribadian Rentan Narkoba). Sebuah alat inventori kepribadian untuk fungsi early warning system bagi anak-anak kita

# TIGA
Malah ada satu hal yang tidak terungkap di sana:
Bahwa beberapa lembaga rehabilitasi narkoba juga didirikan oleh bandar-bandar narkoba Internasional

# EMPAT
TIKREN adalah assessment kepribadian untuk mengetahui dan memetakan APAKAH SEORANG ANAK MEMILIKI ASPEK KEPRIBADIAN YANG MEMBUATNYA CENDERUNG MENJADI PENGGUNA NARKOBA.

Jadi, pengukuran ini sifatnya prevensi, prediksi dan antisipasi, agar secara dini kita mampu membina kepribadian anak yang DIKHAWATIRKAN kelak mudah terjerumus pada penyalahgunaan narkoba. Jadi, ini adalah instrumen Psikologi Pendidikan, BUKAN instrumen Psikologi Klinis.

Beberapa aspek yang dinilai adalah :
- Kepercayaan diri
- Pengelolaan konflik
- Kekuatan ego
- Stress Releasing dsb.

Rekomendasinya ada empat :
BIRU : anak dengan kepribadian matang, kokoh dan tangguh. Memiliki daya tolak tinggi terhadapo penyalahgunaan narkoba. Dan dapat menjadi peer counselor bagi temannya yang bermasalah
HIJAU : anak memiliki kepribadian yang diperkirakan tidak rentan terhadap penyalahgunaan narkoba
KUNING : anak yang diperkirakan cukup rentan terhadap penyalahgunaan narkoba, dan membutuhkan character building
MERAH : anak yang diperkirakan sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba, dan membutuhkan personality treatment dan character building

# LIMA
Memang betul bahwa hukuman mati baru akan efektif jika ada payung hukum yang lebih kuat terhadap produsen dan pengedar narkoba.

Dengan payung hukum saat ini, HANYA SATU DARI SERIBU pengedar, bandar dan produsen narkoba yang dihukum mati. Dengan nilai transaksi yang begitu menggoda, ini sama sekali tak akan menimbulkan efek jera.

Hukum kita sebenarnya telah MEMBEBASKAN 99,9% pengedar, bandar dan produsen narkoba. SAMA SEKALI TAK AKAN ADA EFEK JERA

# ENAM
SEBAGIAN BESAR PENGEDAR NARKOBA YANG DITANGKAP TELAH DILEPASKAN DITEMPAT MEREKA DITANGKAP oleh oknum penegak hukum

# TUJUH
Hukuman mati harus dilakukan dari sekarang tanpa menunggu penguatan hukum. Namun jika .yang dihukum mati hanya 1 : 1.000, maka efek jera nggak akan tercipta

Paling-paling para bandar akan tertawa saat temannya dihukum mati :
"Elo lagi apes aja, Bro hahaha..."

# DELAPAN
Sedikit informasi ttg bahaya narkoba :
WHO menyatakan bahwa kecanduan narkoba hingga saat ini TAK DAPAT DISEMBUHKAN, hingga saat ini hanya bisa DIPULIHKAN. Sehingga peluang untuk terjadinya kekambuhan amat sangat tinggi .

Seseorang baru dapat dikatakan sembuh dari narkoba hanya jika SAAT MENINGGAL DUNIA DALAM KEADAAN TAK MENGGUNAKAN NARKOBA

# SEMBILAN
Aparat yang korup akan membuat payung hukum sekuat apapun akan sia-sia.

Saat ini kebanyakan pengedar narkoba yang ditangkap aparat, DIBEBASKAN DI TEMPAT BERSAMA NARKOBANYA. Narkobanya diperintahkan untuk dijual, dan uangnya harus diserahkan kepada aparat yang menangkap.

Saat ini, produsen dan bandar narkoba TELAH MENGALOKASIKAN 10-20% narkoba yang diedarkan UNTUK DITANGKAP DENGAN SENGAJA oleh aparat, agar aparat juga tetap mampu menunjukkan prestasinya pada media.

# SEPULUH
Bukan pengen nakut-nakutin, tapi hanya ingin menyadarkan bahayanya pengedar narkoba

Pengedar narkoba tak akan pernah melepas begitu saja seorang pecandu narkoba, walau telah pulih, walau telah pindah rumah, walau telah bersebunyi ke ujung dunia.

# SEBELAS
Satu hal yang pernah membuat saya merinding saat diskusi di BNNP DKI :

Pengedar narkoba telah menjual narkoba jenis putaw (heroin) dengan kadar sangat rendah DALAM FORMAT VITAMIN C yang dijual kepada anak-anak SD dengan harga Rp 100 per butir.

Jelas ini bisnis rugi. Tapi para pengedar ini memang nggak ingin nyari untung. MEREKA SEDANG BERINVESTASI KEPADA ANAK-ANAK. Bukankah jika anak-anak sudah kecanduan, segalanya akan menjadi sangat mudah?

# DUABELAS
walaupun telah 30 tahun tak lagi bersentuhan dengan narkoba, bukan berarti telah sembuh. Hanya pulih. Untuk itu, jangan lengah.

Dalam kecanduan narkoba ada istilah SUGES (suggest), yaitu mantan pecandu dapat kambuh kembali hanya gara-gara TERSUGESTI oleh hal-hal kecil yang pernah mereka alami dulu saat menjadi pecandu.

Contoh : 10 tahun lalu ia pernah memakai narkoba sambil mendengarkan lagu Michael Jackson. Nah, gara-gara mendengarkan kembali lagu Michael bbJackson tersebut, tiba-tiba ia TERSUGESTI UNTUK MENGGUNAKANNYA KEMBALI. Maka kambuhlah dia

# TIGABELAS
Sebenarnya hukuman mati adalah hukuman yang TERLALU MANUSIAWI bagi para pengedar narkoba, jika dibandingkan dengan dampak kelakuannya bagi kemanusiaan

Andai saya tak ingat ajaran agama dan kasih sayang Allah, rasanya saya ingin hukuman bagi para pengedar narkoba itu adalah disiksa setiap hari, tapi jangan sampai mati.

Saya memang bukan terapis pecandu narkoba, tapi setiap dulu menyaksikan penderitaan para pecandu dan keluarganya, selalu timbul keinginan untuk menyiksa para pengedar. Na'udzubillah

# PENUTUP
Jadi inget juga cerita waktu saya ngobrol dengan Dr Aisyah Dahlan (Direktur Narkotika RSP Bhayangkara), saat saya bertanya tentang rasa sakit waktu sakaw (putus obat) heroin :

"Pak Aad, coba deh ambil tang dan pegang pakai tangan kanan. Lalu Pak Aad jepit ujung kuku jempol tangan kiri dengan kuat. Lalu cabut kuku tersebut pakai tang. Nah, seperti itulah sakitnya sakaw putaw (heroin)

Tambahan:

Hasil riset di BNN juga membuktikan :
"Penyebab utama penyalahgunaan narkoba berasal dari dalam rumah (71%). Sedangkan pengaruh salah pergaulan, realitas sosial, sekolah dan penetrasi para pengedar adalah 29%"...

0 comments:

Post a Comment