🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 15 Rajab 1436 H / 4 Mei 2015 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi' | Bab Al-Birru (Kebaikan) Wa Ash-Shilah (Silaturahim)
🔊 Hadits ke-5 | Anjuran Agar Menghormati Tetangga
⬇️ Download Audio: https://www.dropbox.com/s/o0kkq3p45sbmb7y/Hormatilah%20Tetangga.mp3?dl=0
~~~~~~~
ANJURAN AGAR MENGHORMATI TETANGGA
بسم الله الرحمن الرحيم
وَعَنْ أَنَس رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ." مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Anas Radhiyallāhu 'anhu dari Nabi Shallallāhu 'Alayhi Wasallam, beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, tidaklah (sempurna) beriman seorang hamba sampai dia menyukai bagi tetangganya kebaikan yang dia suka untuk dirinya.”
(Muttafaqun ‘alaih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim)
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Hadits ini adalah hadits yang agung yang Rasūlullāh Shallallāhu 'Alayhi Wasallam buka dengan sumpah. Kata Rasūlullāh Shallallāhu Alayhi Wasallam:
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ
"Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya"
Rasūlullāh Shallallāhu Alayhi Wasallam bersumpah untuk apa ? Untuk menekankan akan agungnya hak tetangga.
Dan Allāh Subhānahu Wa Ta'āla dalam Al-Qurān telah berfirman:
و الجار الجنب
"Dan berbuat baiklah kepada tetangga dekat." (QS An-Nisā 36)
Sampai-sampai Rasūlullāh Shallallāhu 'Alayhi Wasallam mengatakan:
لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ
"Tidaklah beriman seorang hamba" (sampai dia menghendaki kebaikan bagi tetangganya apa apa kebaikan yang disuka untuk dirinya).
Dan model seperti ini menunjukkan, menyukai kebaikan bagi tetangga, kebaikan yang kita suka untuk diri kita juga kita ingin bagi tetangga. Ini hukumnya wajib karena sebagaimana dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitābul Īman, beliau menjelaskan bahwasanya:
"Tidaklah sesuatu dinafi'kan dalam syari'at kecuali karena ada suatu kewajiban yang ditinggalkan".
Contohnya:
· PERTAMA
قَالَ الرَّسُوْلُ: لاَ إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ (أحمد)
Sabda Nabi Shallallāhu 'Alayhi Wasallam: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji.” (HR. Ahmad)
Ini menunjukkan bahwasanya amanah hukumnya wajib. Tatkala amanah ditinggalkan, maka divonis tidak ada iman. Berarti amanah hukumnya wajib.
· KEDUA
Dalam masalah shalat. Rasūlullāh Shallallāhu Alayhi Wasallam tatkala melihat ada seorang yang shalat kemudian menemui Nabi, kata Nabi Shallallāhu 'Alayhi Wasallam,
اِرْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ.
"Kembalilah, shalat lagi, sesungguhnya kau belum shalat".
Kata para ulama, kenapa Rasūlullāh Shallallāhu 'Alayhi Wasallam menegur orang ini dan mengatakan "Kau belum shalat ?".
Berarti ada perkara-perkara wajib yang ditinggalkan oleh orang ini, sehingga Rasūlullāh Shallallāhu Alayhi Wasallam mengatakan, "Kau belum shalat". Adapun kalau hanya perkara sunnah yang ditinggalkan, maka tidak dinafikan.
· KETIGA
Di dalam haditsnya Rasūlullāh Shallallāhu Alayhi Wasallam mengatakan:
لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ
"Tidaklah beriman seorang hamba", sampai dia menghendaki kebaikan bagi tetangganya, apa yang dia sukai untuk dirinya.
Ini menunjukkan rasa cinta, kehendak, menghendaki kebaikan bagi tetangga sebagaimana kebaikan untuk diri kita, hukumnya wajib, bukan sekedar sunnah.
Namun ini bukan berarti apa yang kita miliki harus kita berikan kepada tetangga sebagaimana kalau kita punya mobil dua, berarti mobil yang satu buat tetangga. Tidak begitu maksudnya.
Namun hanya sekedar rasa ingin, sebagaimana kita punya mobil, kita ingin tetangga kita juga punya mobil. Sebagaimana kita bahagia, kita ingin tetangga kita juga bahagia.
Perhatikan !!!
Ada hadits yang umum, berkaitan hubungan antara sesama muslim:
عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ خَادِمِ رَسُوْل الله عَنْ النَّبِي قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ.
Nabi Shallallāhu 'Alayhi Wasallam, bersabda:
"Tidaklah beriman salah seorang dari kalian, sampai dia menghendaki kebaikan bagi saudaranya, apa kebaikan yang dia kehendaki untuk dirinya."
Kalau kepada saudara secara umum, meskipun tetangga jauh, kita wajib untuk menghendaki kebaikan bagi dia selama dia sebagai seorang muslim. Bagaimana lagi dengan tetangga yang dekat ?
Oleh karenanya di dalam hadits yang diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiyallāhu ta'āla 'anhā, Nabi Shallallāhu 'Alayhi Wasallam pernah bersabda:
مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ، حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
"Senantiasa malaikat Jibrīl 'alayhissalām, berwasiat kepadaku, untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai-sampai (kata Nabi "حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ"), aku menyangka, malaikat Jibrīl akan menuliskan atau menetapkan warisan bagi tetangga." (HR. Bukhari 6014 dan Muslim 2624).
Kita tahu bahwasanya tetangga bukan ahli waris kita. Kalau kita meninggal, tetangga tidak dapat warisan, yang dapat warisan dari kita adalah kerabat kita, anak kita, ibu kita, orang tua kita.
Akan tetapi, karena saking seringnya malaikat Jibrīl mewasiatkan kepada Nabi Shallallāhu 'Alayhi Wasallam untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai-sampai Nabi menyangka, malaikat Jibril akan menuliskan bahwa tetangga akan memiliki jatah warisan, namun ternyata tidak.
Ini hanya sekedar penekanan dari Nabi Shallallāhu 'Alayhi Wasallam akan perhatian malaikat Jibrīl terhadap tetangga.
Dalam hadits yang lain Rasūlullāh Shallallāhu 'Alayhi Wasallam bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَل يُحْسِنْ ألى جَارِهِ
"Barang siapa beriman kepada Allāh dan hari akhirat, maka hendaknya dia berbuat baik kepada tetangganya."
Ini juga perintah yang sangat tegas ya.
Nabi mengatakan: "Barang siapa yang beriman kepada Allāh dan hari akhirat".
Kalau dia beriman kepada Allāh Subhānahu Wa Ta'āla, beriman kepada hari akhirat (yaitu hari pembalasan), bahwasanya kebaikan dia akan diberi balasan oleh Allāh Subhānahu Wa Ta'āla, bahwasanya dia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allāh Subhānahu Wa Ta'āla. Dia beriman dengan hari akhirat, maka konsekuensinya kata Nabi Shallallāhu Alayhi Wasallam:
فَل يُحْسِنْ ألى جَارِهِ
"Maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya."
Ikhwan dan akhawat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu Wa Ta'āla,
Berbuat baik kepada tetangga ini perkara yang mulai hilang di kalangan kaum muslimin. Bahkan kita lihat di sebagian kota, seseorang tidak mengenal tetangganya sama sekali. Masing-masing sibuk dengan urusannya masing-masing.
Padahal tidak demikian Rasūlullāh Shallallāhu Alayhi Wasallam menganjurkan, bahwasanya sesama tetangga harus saling mengenal, karena tetangga punya hak yang harus kita tunaikan.
Kata para ulama: "Siapa tetangga kita?"
Tetangga kita sebagian mengatakan, yaitu "Orang-orang yang kita bertemu dengan mereka di masjid (satu masjid)".
Itulah tetangga kita. Dia semakin dekat semakin punya hak semakin tinggi. Apalagi tetangga yang mulāsikh, yaitu yang pintunya berdekatan dengan pintu rumah kita. Maka dia punya hak yang lebih tinggi, maka:
· Kita ziarahi
· Kita kunjungi
· Kalau ada yang sakit kita datangi
· Kita bertanya tentang kabar-kabarnya
Karena dia punya hak untuk kita tunaikan.
Jadi, berbuat baik kepada tetangga bukan hanya berarti tidak mengganggu mereka, tetapi berusaha berbuat baik kepada mereka;
· Kalau ada makanan yang kita masak, maka kita berikan kepada tetangga kita.
· Kalau ada sesuatu yang mungkin bisa membahagiakan tetangga kita, kita berikan.
Itu namanya hak tetangga.
Yang jadi masalah kalau sebaliknya, berbuat buruk kepada tetangga:
· Di rumah kita ada suara-suara yang mengganggu tetangga, membuat mereka susah untuk tidur misalnya
· Atau kita punya pengairan air yang akhirnya masuk ke tempat tetangga, menggangu mereka, menjadikan becek pekarangan mereka misalnya.
· Atau hal-hal lain yang mengganggu tetangga
Semuanya dilarang dan bertentangan dengan hadits yang mulia ini.
Semoga Allāh Subhānahu Wa Ta'āla menjadikan kita semua bisa berbuat baik kepada tetangga.
وبالله التوفيق والهداية
و السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
__________________________
📦 Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
📝Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
🌐 http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran
Dinukil via grup WA BiAS oleh Al Akh Beli Kurniawan
Monday, 4 May 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment