Monday, 20 April 2015

Tauhid Sesuai dengan Fitrah dan Akal Sehat

Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik #5

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

•Tauhid Sesuai dengan Fitrah dan Akal Sehat•

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا

“Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Dia mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Rabbmu (satu-satunya yang pantas disembah)?" Mereka menjawab: "Betul, kami bersaksi".” [Al-A’rof: 172]

Beberapa Pelajaran:

1) Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa fitrah, tabiat dasar manusia diciptakan dalam keadaan beriman kepada Allah ta’ala sebagai satu-satunya Rabb yang pantas disembah.

• Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thobari rahimahullah berkata,

يقول تعالى ذكره لنبيه محمد صلى الله عليه وسلم: واذكر يا محمد ربَّك إذ استخرج ولد آدم من أصلاب آبائهم، فقرَّرهم بتوحيده، وأشهد بعضهم على بعض شهادَتَهم بذلك، وإقرارَهم به.

“(Tafsir ayat ini), Allah ta’ala dzikuruhu berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam: Wahai Muhammad, ingatlah ketika Rabbmu mengeluarkan anak Adam (manusia) dari sulbi orang tua mereka, maka Allah menetapkan bagi mereka kewajiban mentauhidkan-Nya, dan Allah mempersaksikan antara mereka satu dengan yang lainnya terhadap persaksian dan pengakuan mereka tersebut.” [Tafsir Ath-Thobari, 13/222]

• Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

يُخْبِرُ تَعَالَى أَنَّهُ اسْتَخْرَجَ ذُرِّيَّةَ بَنِي آدَمَ مِنْ أَصْلَابِهِمْ، شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّ اللَّهَ رَبُّهُمْ وَمَلِيكُهُمْ، وَأَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ كَمَا أَنَّهُ تَعَالَى فَطَرَهُمْ عَلَى ذَلِكَ وَجَبَلَهُمْ عَلَيْهِ.

“Allah ta’ala mengabarkan bahwa Dia telah mengeluarkan keturunan anak Adam dari sulbi-sulbi mereka dalam keadaan bersaksi atas diri-diri mereka sendiri bahwa Allah adalah Rabb dan Penguasa mereka, dan bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Dia, sebagaimana Allah telah menciptakan fitrah dan menetapkan tabiat dasar mereka dalam keadaan mentauhidkan-Nya.” [Tafsir Ibnu Katsir, 3/500]

• Sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,

أَخذ الله الْمِيثَاق من ظهر آدم بنعمان يَعْنِي عَرَفَة فَأخْرج من صلبه كل ذُرِّيَّة ذَرَاهَا فَنَثَرَهُمْ بَيْنَ يَدَيْهِ كَالذَّرِّ ثُمَّ كَلَّمَهُمْ قِبَلًا قَالَ: (أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غافلين أَوْ تَقُولُوا إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِنْ بَعْدِهِمْ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ المبطلون)

“Allah telah mengambil perjanjian dari punggung Adam di Na’man (Arafah), maka Allah mengeluarkan dari sulbinya setiap keturunan yang Allah ciptakan (sampai hari kiamat), lalu Allah menebarkannya di hadapannya seperti semut-semut, kemudian Allah berbicara di hadapan mereka:

أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غافلين أَوْ تَقُولُوا إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِنْ بَعْدِهِمْ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ المبطلون

"Bukankah Aku ini Rabbmu (satu-satunya yang pantas disembah)?" Mereka menjawab: "Betul, kami bersaksi". (Kami (Allah) lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb)", atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Rabb sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?" (Al-A’raf: 172-173).” [HR. Ahmad dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, Ash-Shahihah: 1623]

• Al-‘Allamah Ali Al-Qori rahimahullah berkata,

الْإِقْرَارِ بِالرُّبُوبِيَّةِ، وَالِاعْتِرَافِ بِالْعُبُودِيَّةِ

“(Perjanjian mereka adalah) persaksian keimanan terhadap rububiyah Allah dan pengakuan keimanan terhadap kewajiban beribadah hanya kepada-Nya.” [Al-Mirqoh, 1/196]

2) Allah tabaraka wa ta’ala juga menegaskan pada ayat yang lain bahwa tauhid adalah fitrah manusia,

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [Ar-Rum: 30]

• Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

يَقُولُ تَعَالَى: فَسَدِّدْ وَجْهَكَ وَاسْتَمَرَّ عَلَى الَّذِي شَرَعَهُ اللَّهُ لَكَ، مِنَ الْحَنِيفِيَّةِ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ، الَّذِي هَدَاكَ اللَّهُ لَهَا، وَكَمَّلَهَا لَكَ غَايَةَ الْكَمَالِ، وَأَنْتَ مَعَ ذَلِكَ لَازِمْ فِطْرَتَكَ السَّلِيمَةَ، الَّتِي فَطَرَ اللَّهُ الْخَلْقَ عَلَيْهَا، فَإِنَّهُ تَعَالَى فَطَرَ خَلْقَهُ عَلَى مَعْرِفَتِهِ وَتَوْحِيدِهِ، وَأَنَّهُ لَا إِلَهَ غَيْرَهُ، كَمَا تَقَدَّمَ عِنْدَ قَوْلِهِ تَعَالَى: {وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى}

“(Makna ayat ini), Allah ta’ala mengatakan: Maka luruskan wajahmu dan teruslah mengamalkan yang Allah syari’atkan untukmu, yaitu al-hanifiyyah (beribadah hanya kepada Allah ta’ala) yang merupakan agama Ibrahim, agama yang Allah berikan hidayah kepadamu dan menyempurnakannya untukmu dengan setinggi-tingginya, bersamaan dengan itu tetaplah pada fitrahmu yang bersih, yang Allah ciptakan makhluk menurut fitrah itu, karena sesungguhnya Allah menciptakan makhluk dalam keadaan mengenal-Nya dan mentauhidkan-Nya, dan mengimani bahwa tiada yang berhak disembah selain Dia, sebagaimana telah lewat penjelasan firman Allah ta’ala,

وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا

“Dan Dia mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Rabbmu (satu-satunya yang pantas disembah)?" Mereka menjawab: "Betul, kami bersaksi".” (Al-A’rof: 172).” [Tafsir Ibnu Katsir, 6/313]

3) Peringatan dari bahaya syirik, bahwa syirik adalah penyimpangan dari fitrah yang suci lagi bersih serta akal yang sehat dan menuruti ajakan setan.

• Asy-Syaikh Abdur Rozzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahumallah berkata,

“Adapun syirik adalah perbuatan yang keluar dan menyimpang dari fitrah, oleh karena itu terdapat sebuah hadits qudsi dalam Shahih Muslim, Allah ta’ala berfirman,

وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ، وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ

“Dan aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hunafa’ (berpaling dari syirik dan mentauhidkan Allah) seluruhnya, dan sesungguhnya setan-setan mendatangi mereka, lalu memalingkan mereka dari agama mereka.” (HR. Muslim dari ‘Iyadh bin Himar Al-Mujasyi’i radhiyallahu’anhu)

“Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hunafa’” maknanya di atas fitrah, yaitu tauhid. Namun setan mendatangi mereka, lalu memalingkan mereka, artinya menyesatkan mereka dari agama mereka (tauhid).”[Min Ma’alimit Tauhid, hal. 11-12]

• Tauhid sesuai akal yang sehat dan syirik adalah penyimpangan dari akal yang sehat. Asy-Syaikh Abdur Rozzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahumallah berkata,

“Adapun kesesuaian tauhid dengan akal yang sehat adalah karena akal yang sehat, yang belum tersesat dan belum menyimpang, tidak akan pernah ridho terhadap selain tauhid dan tidak akan pernah menerima kecuali tauhid; adakah orang yang memiliki akal yang sehat meridhoi berbilangnya sesembahan?! Atau bergantung kepada kubah-kubah dan tanah kuburan yang disembah?!

أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ

“Manakah yang baik, sesembahan-sesembahan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Tidaklah yang kamu sembah selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu.” (Yusuf: 39-40).” [Min Ma’alimit Tauhid, hal. 13]

4) Peringatan untuk menjaga tauhid dan hendaklah waspada dari tipu daya setan yang akan terus berusaha menjerumuskan manusia ke dalam syirik dan kufur, oleh karena itu sangat penting bagi manusia untuk menuntut ilmu agama, terutama ilmu tauhid.

• Al-Hafiz Ibnu Rajab rahimahullah berkata,

فَإِنَّ اللَّهَ خَلَقَ بَنِي آدَمَ، وَفَطَرَهُمْ عَلَى قَبُولِ الْإِسْلَامِ، وَالْمَيْلِ إِلَيْهِ دُونَ غَيْرِهِ، وَالتَّهَيُّؤِ لِذَلِكَ، وَالِاسْتِعْدَادِ لَهُ بِالْقُوَّةِ، لَكِنْ لَا بُدَّ لِلْعَبْدِ مِنْ تَعْلِيمِ الْإِسْلَامِ بِالْفِعْلِ، فَإِنَّهُ قَبْلَ التَّعْلِيمِ جَاهِلٌ لَا يَعْلَمُ شَيْئًا كَمَا قَالَ عَزَّ وَجَلَّ: {وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا} وَقَالَ لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَى}، وَالْمُرَادُ: وَجَدَكَ غَيْرَ عَالِمٍ بِمَا عَلَّمَكَ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ، كَمَا قَالَ تَعَالَى: {وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ}

“Sungguh Allah telah menciptakan anak Adam dan menetapkan fitrah mereka dalam keadaan siap menerima Islam, condong kepadanya tidak kepada selainnya, cenderung kepadanya dan siap menerimanya dengan kekuatan, akan tetapi harus disertai dengan amalan menuntut ilmu Islam, karena sebelum belajar ia adalah orang bodoh yang tidak mengetahui apa pun, sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla,

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun.” (An-Nahl: 78)

Dan firman Allah ta’ala kepada Nabi-Nya shallallahu’alaihi wa sallam,

وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَى

“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang tidak mendapat petunjuk, lalu Dia memberikan petunjuk (kepadamu).” (Adh-Dhuhaa: 7)

Maksudnya, Dia mendapatimu sebagai orang yang tidak berilmu tentang apa yang Dia ajarkan kepadamu, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, sebagaimana firman-Nya,

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apa itu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apa itu iman.” (Asy-Syuro: 52).” [Jaami’ul ‘Uluumi wal Hikam, 2/39]

5) Peringatan keras bagi setiap orang tua dan pendidik untuk menjaga tauhid anak keturunan mereka, karena bisa jadi, orang terdekat yang paling menyayangi seorang anak justru sebagai setan-setan yang menyesatkan, sadar atau tidak.

• Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, atau Nasrani atau Majusi.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

• Asy-Syaikh Abdur Rozzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahumallah berkata,

“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda dalam hasits tersebut,

فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, atau Nasrani atau Majusi.”

Beliau tidak berkata,

أَوْ يُسَلمانِهِ

“Atau menjadikannya seorang Muslim (bertauhid)”.

Sebab ia telah tumbuh dan terlahir di atas fitrah (tauhid), maka tauhid adalah agama fitrah, adapun kesyirikan dan kebatilan serta kesesatan yang lainnya, semua itu bertentangan dan berseberangan dengan fitrah manusia.” [Min Ma’alimit Tauhid, hal. 13]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Seri Lengkap:

• Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik #1 (Tauhid adalah Jaminan Keselamatan di Dunia dan Akhirat):

https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/445573202258834:0

• Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik #2 (Tauhid adalah Tujuan dan Hikmah Penciptaan Makhluk):

https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/446534128829408:0

• Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik #3 (Tauhid adalah Misi Dakwah Seluruh Nabi dan Rasul ‘Alaihimussalaam):

https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/448489465300541:0

• Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik #4 (Tauhid adalah Ikatan Cinta yang Hakiki dan Abadi):

https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/454431571372997:0

• Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik #5 (Tauhid Sesuai dengan Fitrah dan Akal Sehat):

https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/463943513755136:0

0 comments:

Post a Comment